Header Ads

Virus dan Peranannya Bagi Kehidupan Manusia

Virus dan Peranannya Bagi Kehidupan Manusia

Virus dan Peranannya bagi Kehidupan

Kata virus berasal dari bahasa Latin yaitu virion yang berarti racun. Merujuk dari bahasa tersebut, sehingga virus diartikan sebagai racun karena semua jenis virus dapat menyebabkan penyakit khususnya bagi manusia. Selain menyerang manusia, virus juga dapat menyerang hewan dan tumbuhan

1. Ciri-Ciri Virus
a. Sifat Virus

Virus yang ada di bumi ini dapat disebut sebagai makhluk hidup, hal ini disebabkan karena mampu melakukan perbanyakan diri. 
Beberapa virus yang disebagai makhluk tidak hidup karena beberapa alasan berikut:

  1. Virus hanya dapat memperbanyak diri dalam tubuh makhluk hidup. Virus dapat hidup hanya di dalam sel hidup. Oleh karena itu, metode yang paling ekonomis dan mudah untuk perbanyakan berbagai virus dengan menggunakan teknik embrio ayam. Embrio ayam yang berumur 5–12 hari dapat digunakan sebagai tempat inokulasi. Inokulasi virus dilakukan melalui kulit telur yang dilubangi secara aseptik. Lubang tersebut kemudian ditutup dengan lilin parafin. Selanjutnya, telur itu diinkubasi pada suhu 36°C selama jangka waktu tertentu sesuai dengan kebutuhan untuk pertumbuhan virus. 
  2. Virus hanya tersusun atas asam nukleat (DNA atau RNA) dan selubung protein (kapsid) serta tidak mempunyai sitoplasma dan organel. Oleh karena itu, virus tidak dapat dikatakan sebagai sel.
  3. Virus pada umumnya berupa kristal atau hablur.

b. Struktur Virus

Virus mempunyai ukuran tubuh sangat kecil yaitu antara 25–300 nanometer (1 nm = 10 pangkat -9 m). Tubuh virus ada yang berbentuk bola (misalnya virus influenza dan HIV), batang (misalnya Tobacco Mosaic Virus), jarum, dan huruf T (misalnya bakteriofage). 

Struktur Tubuh Virus
Tubuh virus terbagi menjadi 3 bagian berikut.
  1. Kepala berbentuk polihedral (segi banyak). Bagian ini berisi materi genetik yang berupa DNA atau RNA. Virus yang materi genetiknya berupa DNA, misalnya virus herpes, bakteriofage, dan virus cacar. Virus yang materi genetiknya berupa RNA, misalnya HIV. Pada bagian kepala virus diselubungi protein yang disebut kapsid. Kapsid tersusun atas unit-unit protein yang disebut kapsomer.
  2. Leher sebagai penghubung antara kepala dan ekor.
  3. Ekor berfungsi untuk melekatkan diri dan menginfeksi sel yang diserang virus. Bagian ini memiliki struktur tambahan berupa selubung ekor, lempengan dasar, dan serabut ekor. Pada setiap ujung serabut ekor terdapat reseptor yang berfungsi untuk menerima rangsang.
Ciri-ciri yang telah diuraikan di atas merupakan ciri umum virus. Setiap virus mempunyai ciri khusus. Beberapa ciri-ciri khusus tersebut dapat digunakan sebagai dasar pengklasifikasian virus. Sifat-Sifat yang Digunakan untuk Klasifikasi Virus yaitu:

Ciri-Ciri Utama
1. Asam nukleat:

  • RNA : berutas tunggal atau ganda
  • DNA : berutas tunggal atau ganda

2. Struktur partikel virus:

  • Kapsid helikal: bugil atau bersampul
  • Kapsid ikosahedral: bugil atau bersampul
  • Struktur kompleks (misalnya ekor)

3. Jumlah kapsomer
4. Ukuran virion
5. Kerentanan terhadap bahanbahan yang melumpuhkan

Ciri-Ciri Sekunder
1. Kisaran inang:

  • Spesies inang
  • Jaringan inang atau tipetipe sel yang khusus

2. Cara penularan (misalnya tinja)
3. Struktur permukaan khusus (sifat-sifat antigenik)

Kapsul Virus
Beberapa virus, misalnya virus influenza, memiliki struktur tambahan berupa kapsul pembungkus (selubung kapsid) yang letaknya menyelubungi nukleokapsid (gabungan asam nukleat dan kapsid). Kapsul pembungkus tersusun dari lipid dan protein. Kapsul pembungkus berfungsi untuk melindungi nukleokapsid. Selain itu, bagian ini juga berfungsi sebagai tempat makanan cadangan dan membantu virus memasuki sel inang. Adapun virus yang tidak memiliki kapsul pembungkus disebut virus telanjang, misalnya Adenovirus, TMV, dan Warzervirus.

2. Replikasi Virus

Replikasi virus merupakan proses penggandaan virus. Proses replikasi virus dapat diamati dengan jelas pada bakteriofage yang menyerang bakteri Escherichia coli. Proses replikasi virus ada dua macam, yaitu daur litik dan daur lisogenik.

a. Daur Litik
Pada daur litik, virus akan menghancurkan sel hospes (sel yang ditumpanginya) setelah selesai melakukan replikasi. Daur litik terjadi dalam beberapa tahap berikut.

  1. Adsorpsi yaitu melekatnya ekor virus pada dinding sel bakteri.
  2. Penetrasi yaitu ujung serabut ekor virus masuk dan menyatu dengan sel bakteri sehingga terbentuk saluran dari tubuh virus ke bakteri. Virus memasukkan materi genetiknya (asam nukleat) ke dalam bakteri melalui saluran tersebut. Kapsid virus tetap berada di luar sel bakteri. Jika telah kosong, kapsid akan terlepas dan tidak berfungsi lagi.
  3. Eklifase yaitu virus mengambil alih perlengkapan metabolik sel bakteri. Selanjutnya, asam nukleat virus mengendalikan pembentukan protein dan komponen-komponen tubuh virus baru dengan menggunakan bahan yang tersedia dalam sitoplasma bakteri.
  4. Replikasi yaitu pembentukan bagian-bagian tubuh virus baru.
  5. Perakitan yaitu bagian-bagian tubuh virus yang terbentuk dalam replikasi selanjutnya akan membentuk virus-virus bakteriofage yang baru.
  6. Lisis yaitu pecahnya sel bakteri yang mengeluarkan virus-virus baru yang akan menginfeksi bakteri dan memulai daur litik kembali.
Proses Replikasi Virus
Keterangan:
1 = Litik
2 = Lisogenik
a1 = Virus melekatkan diri pada dinding sel bakteri
a2 = DNA virus masuk ke dalam sel
b = DNA virus bergabung dengan DNA bakteri
b1 = DNA virus bergabung dengan DNA bakteri sehingga terbentuk profage
b2 = Profage melakukan pembelahan
b3 = Induksi provirus menjadi virus vegetatif
c = Pembentukan bagian-bagian tubuh virus baru
d = Perakitan virus-virus baru
e = Sel bakteri lisis

Infeksi Virus
Virus tidak dapat menginfeksi semua jenis sel. Virus hanya menginfeksi sel inang spesifik. Inang spesifik ini mempunyai reseptor pada permukaan selnya yang sesuai untuk tempat virus melekat. Reseptor ini merupakan protein khusus yang dapat dikenali virus. Menempelnya virus pada reseptor sel inang sangat khas, seperti hubungan gembok dan kunci. Virus dapat menempel pada sel inang karena adanya reseptor pada ujung serabut ekornya. Setelah menempel, virus mengeluarkan enzim lisozim sehingga terbentuk lubang pada dinding bakteri.

b. Daur Lisogenik
Pada daur lisogenik, virus tidak menghancurkan sel bakteri. Asam nukleat virus tidak mengambil alih fungsi proses sintesis asam nukleat bakteri, tetapi menjadi bagian dari DNA bakteri. Adapun tahapan dalam daur lisogenik sebagai berikut.
  1. Adsorpsi dan penetrasi, prosesnya sama dengan daur litik.
  2. Penggabungan yaitu asam nukleat virus bergabung atau menyisip pada asam nukleat bakteri. Gabungan asam nukleat ini disebut profage.
  3. Pembelahan, pada saat bakteri membelah diri, profage ikut membelah sehingga menghasilkan bakteri-bakteri yang mengandung profage.
  4. Sintesis, yaitu asam nukleat virus secara alami akan memisahkan diri dari asam nukleat bakteri untuk memasuki daur litik. Selanjutnya, asam nukleat virus akan membentuk partikel-partikel virus baru.
  5. Perakitan, yaitu penyusunan partikel-partikel virus menjadi virus-virus baru.
  6. Lisis, yaitu lisisnya sel bakteri dengan mengeluarkan virus-virus baru yang selanjutnya akan mengikuti daur litik atau lisogenik kembali.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.